Senjata laser memancarkan sinar mampu menembus baja atau logam lainnya, adalah fitur populer cerita-cerita sains fiksi. Kini, senjata itu benar-benar ada di dunia.
Angkatan Laut Amerika Serikat (Navy Seals) merupakan militer pertama di muka bumi yang mempunyai senjata tersebut di Kapal Induk USS Ponce yang beroperasi Teluk Persia. Alutsista ini dapat menghancurkan obyek bergerak di lautan maupun udara, misalnya kapal kecil bermotor, pesawat tanpa awak (drone), atau kapal perusak kelas menengah.
Kepala Staf Navy Seals Admiral Jonathan Greenert mengatakan senjata paling canggih mereka itu ditempatkan di Teluk Persia karena situasi di sana panas. Selain bercokol Iran yang jadi musuh AS, perairan itu adalah jalur perdagangan minyak dunia, yang dipasok dari Qatar, Uni Emirat Arab, ataupun Bahrain.
"Kami perlu mengeluarkan senjata ini agar tidak mengendap di ruang uji coba. Kebetulan, kawasan Teluk Persia cocok karena di sini suasananya cukup keras," kata Greenert seperti dilansir Surat Kabar the Daily Mail, Selasa (18/11).
Walau diberi nama laser, jangan dibayangkan senjata ini mengeluarkan sinar warna-warni seperti dalam film. Hasil radiasi cahaya itu tidak dapat ditangkap mata manusia.
Cara kerja senjata Navy Seals ini adalah mengirim gelombang panas dalam kecepatan cahaya. Sinar yang dipancarkan senjata tersebut berdaya 33 kilowatt, cukup untuk membakar obyek-obyek logam kecil hingga menengah.
Militer AS belum mengungkap berapa jangkauan maksimal senjata laser mereka. Dari hitungan awal, ongkos mengoperasikan senjata ini cukup murah. Cuma USD 1 (setara Rp 12.135).
Laser ditemukan pertama kali pada 1917. Mulai pada era Perang Dingin, upaya mewujudkan laser sebagai senjata dimulai secara serius. Uji coba paling berhasil senjata laser adalah pada 2009, sebelum akhirnya teknologi ini dibeli oleh Navy Seals.
[ard]