Namun, sebuah laporan resmi dari China menyebut Jang ditelanjangi dan dijadikan santapan 120 anji*ng yang kelaparan. Cara eksekusi tersebut dinamakan "qua*n jue" atau eksekusi oleh anji*ng-anji*ng.
Jang dilaporkan tidak dieksekusi seorang diri, tetapi bersama lima kaki tangan terdekatnya.
Sebanyak 120 anji*ng itu sengaja dibiarkan tidak makan selama tiga hari. Ketika dimasukkan ke dalam sebuah kandang berisi manusia, mereka makin buas.
Laporan itu turut menyebut bahwa Jong-un dan sekitar 300 pejabat senior Korea Utara lainnya, menyaksikan sendiri proses eksekusi yang tergolong kejam itu. Seluruh proses eksekusi berlangsung selama satu jam.
Jang dieksekusi mati lantaran dituduh membentuk sebuah faksi untuk menggulingkan pemerintahan yang berkuasa saat ini. Dia turut disebut melakukan tindak korupsi dan hal-hal bejat lainnya seperti tukang main wanita, sering minum-minum, dan menyalahgunakan narkotika.
Belum lagi, tuduhan lain seperti menyebarkan pornografi dan menghancurkan reformasi mata uang mereka. Jang juga disebut pernah menghabiskan dana senilai 4,4 miliar KPW atau Rp59 miliar untuk berjudi di sebuah kasino asing.
Usai dieksekusi, media pemerintah menyebut Jang lebih buruk dari seekor anji*ng dan manusia sampah yang tercela. Padahal, sebelumnya, Jang dianggap sebagai mentor ketika Jong-un baru saja mengambil alih kekuasaan dari mantan Presiden Kim Jong-il.
Di mata para ahli, eksekusi Jang merupakan contoh untuk melegitimasi kekuasaan dan kemerdekaan Jong-un sebagai seorang pemimpin. Selain Jang, enam orang terdekat yang berada di dalam lingkarannya ikut dibunuh oleh rezim penguasa.
Pada 2013, Korut merilis sebuah foto aksi para anji*ng penyerang yang dilatih untuk menghancurkan patung Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jinr.