Stensil tangan di Sulawesi berusia 39.900 tahun menjadi yang tertua di dunia saat ini.Ilmuwan menganalisis sejumlah lukisan goa di kawasan Maros, Sulawesi. Hasil analisis menunjukkan bahwa lukisan-lukisan goa itu tergolong sangat tua.
Dua lukisan goa menjadi lukisan stensil tangan tertua di dunia, satu berusia minimal 39.900 tahun dan lainnya berusia 39.400 tahun. Sementara, lukisan hewan yang merupakan figur babirusa dinyatakan sebagai lukisan figur hewan tertua di dunia, berusia 35.400 tahun.
Selain tiga lukisan itu, ada sejumlah lukisan lain yang juga terungkap usianya. Usia lukisan berkisar antara 17.400 - 39.900.
Pada dasarnya, ada dua jenis lukisan, yaitu 12 lukisan stensil tangan dan 2 lukisan figur hewan. Kebanyakan lukisan sudah sangat lapuk sehingga untuk melihatnya perlu ketelitian. Beberapa lukisan lain masih tergolong baik walaupun ditutupi oleh deposit kalsit.
Lukisan stensil tangan dan figur hewan diantaranya seperti yang ditunjukkan pada foto di bawah. Dalam foto, lokasi detail lukisan sengaja dihilangkan.
Lukisan stensil tangan tertua di dunia berusia 39.900 tahun di Leang Timpuseng, Sulawesi (kanan atas). Lukisan itu berdampingan dengan lukisan babirusa tertua berusia 35.400 tahun yang ada di kiri bawah.
Lukisan stensil tangan di Salah satu goa Sulawesi, berusia antara 18.700 hingga hampir 30.000 tahun.
Lukisan figur hewan di salah satu goa di Sulawesi. Jenis hewan tidak teridentifikasi. Umur yang tertera ditetapkan berdasarkan deposit kalsit yang diambil dari titik yang dilingkari.
Lukisan stensil tangan berusia 39.400 dan 30.700 tahun yang ditemukan di salah satu goa di Sulawesi.Penelitian yang mengungkap dua lukisan tertua ini adalah hasil kerjasama Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Makassar, University of Wollongong, dan Universitas Griffith.
Sejumlah peneliti yang terlibat antara lain M Aubert dan Adam Brumm dari University of Wollongong, T Sutikna dan EW Saptomo dari Pusat Arkeologi Nasional, Budianto Hakim dari Balai Arkeologi Makassar, serta Muhammad Ramli dari BPCB Makassar.