Apalagi hubungan Dubes Lehoko dengan Mandela bukan sebagai pimpinan dengan bawahan, melainkan dokter dengan pasien. "Saya pernah merawat Mandela saat masih bertugas sebagai dokter di rumah sakit militer," ungkap Lehoko saat menerima kunjungan VIVAnews 11 Desember lalu di Kedutaan Besar Afsel di Jakarta, dalam rangka mengenang Mandela, yang wafat pada 5 Desember 2013 pada usia 95 tahun.
Secara panjang lebar, Lehoko menjabarkan Mandela punya ketertarikan khusus dengan Indonesia. Madiba, panggilan akrab Mandela, mengagumi Presiden Soekarno, menaruh hormat kepada putrinya, Presiden Megawati Soekarnoputri, dan berteman baik dengan Presiden Soeharto.
Mandela pun tercatat empat kali berkunjung ke Indonesia, termasuk saat dia sudah pensiun sebagai presiden Afsel. Dia pun gemar mengenakan baju batik, sehingga bangsa Indonesia patut berterima kasih atas "jasa" Mandela, yang secara tidak langsung turut mempopulerkan kemeja khas Indonesia itu di Afsel dan dunia.
"Bahkan, beberapa bulan sebelum Mandela meninggal, sekretaris pribadinya memesan sekitar tiga atau empat stel kemeja batik dari Indonesia," ungkap Lehoko.
Berikut paparan lengkap bincang-bincang dengan Lehoko, yang menjelaskan jasa besar Mandela bagi bangsanya, dunia, dan bagi hubungan pemerintah Afsel dengan Indonesia, serta bagaimana kedua bangsa telah menjalin hubungan sejak ratusan tahun lampau.
Bagaimana sosok Nelson Mandela di mata Anda?
Mandela merupakan sosok yang besar. Para pengikutnya di Afsel mengakui hal tersebut. Presiden-presiden selanjutnya setelah periode kepemimpinan Mandela bahkan tidak sebesar dia.
Dia merupakan seorang bintang dan magnet bagi banyak orang, rendah hati. Dia kerap mengatakan "keputusan saya dibuat berdasarkan para pemimpin di Kongres Nasional Afrika (ANC)." Jadi bukan oleh dirinya sendiri. Namun, dia memang orang yang pintar dan telah diberkahi sejak dia lahir. Mandela pernah bekerja menjadi pengacara.
Keputusan Mandela bagi publik dipengaruhi pemikirannya yang bersifat kolektif. Dia pemimpin ANC. Dia tetap dekat dengan rakyat walau setelah sekian lama pensiun sebagai Presiden.
Ketika berpidato dalam misa penghormatan bagi Mandela, Presiden AS, Barack Obama, mengucapkan terima kasih kepada publik Afsel karena telah berbagi Nelson Mandela kepada dunia. Apakah itu cukup menggambarkan besarnya jasa Mandela, yang telah melampaui negara dan bangsanya sendiri?
Betul sekali. Begitu banyak orang yang tersentuh oleh Nelson Mandela. Tidak peduli apakah mereka masih muda, pelajar, kaum kaya dan miskin dan publik dari berbagai benua.
Saya memiliki pengalaman ditanya oleh publik mengenai asal saya dan dijawab Afsel, mereka mengaku tidak tahu di mana lokasi negara tersebut. Tetapi ketika saya mengatakan Nelson Mandela, mereka baru menyadarinya.
Jadi Mandela jauh lebih populer ketimbang negaranya sendiri?
Ya, memang itu seperti paradoks. Dia figur yang besar dan dicintai oleh semua orang. Dulu, dalam suatu diskusi oleh Partai Nasional dan ANC, ada pembicaraan mengenai apa yang selanjutnya akan terjadi?
Banyak ketidakpastian. Mereka takut, setelah Mandela tiada, maka hal tersebut dapat menghancurkan partai. Perpecahan di antara kaum kulit putih yang berada di sayap kanan dan kaum fanatik yang melawan ANC dipimpin Eugene Terre'Blanche. Di sana banyak kaum kulit putih.
Mandela muncul ketika banyak ketidakpastian di negaranya. Kaum kulit hitam begitu marah setelah bertahun-tahun tertekan di bawah kepimpinan kulit putih. Rakyat Afsel juga disiksa oleh politik apartheid yang kejam. Mereka sangat marah kepada rezim kaum kulit putih itu.
Mandela berperan mendamaikan kemarahan itu di dua sisi. Kaum kulit putih turut kesal lantaran hak-hak istimewa mereka dilucuti. Mereka bersumpah tidak akan mengikuti dan menjadi kaum kulit hitam. Caranya tidak melegitimasi ANC. Namun, akhirnya Mandela menjadi pemimpin Afsel.
Anda tahu, kami harus memulainya dengan membongkar kehilangan yang besar, pemisahan di antara rakyat Afsel sendiri. Rasa kehilangan ketika hukuman mati diberlakukan. Semua sistem itu harus dihapuskan saat di era kepimimpinan Mandela.
Namun, segregatif turut dirasakan di universitas. Kaum kulit hitam hanya boleh menuntut ilmu di kampus dengan kualitas seadanya, sementara kaum kulit putih memperoleh pendidikan di kampus terbaik. Saat itu banyak tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemerintahan kulit putih.
Mereka coba membuktikan kepada dunia, bahwa kaum kulit hitam tidak mampu memimpin diri mereka sendiri. Aksi tersebut turut didukung pihak-pihak tertentu. Banyak kaum kulit hitam yang terbunuh selama dipimpin rezim apartheid.
Namun, walau terus ditekan, Mandela tetap memilih melawan penindasan apartheid dengan cara yang damai, bukan?
Betul sekali. Mandela selalu mengedepankan cara yang damai dan rekonsiliasi. Saya rasa itu juga menjadi taktik organisasi ANC, bahkan ketika ANC sebelumnya dipimpin Albert Luthuli [peraih Nobel Perdamaian tahun 1960].
Luthuli juga sosok pemimpin yang hebat. Pria yang religius dan memiliki spiritual yang tinggi. Dia tidak menginginkan adanya tindak kekerasan.
Apakah Anda pernah berkomunikasi langsung dengan Mandela?
Ya, saya sudah pernah bertemu Mandela. Saat itu saya bertemu Mandela di sebuah tempat, ketika jabatan Presiden tak lagi disandangnya. Saya juga pernah menjadi dokternya di sebuah rumah sakit militer. Mandela saat itu datang ke RS karena memiliki permasalahan dengan punggungnya.
Saat itu kami merawat Mandela dengan sebuah metode tertentu. Saya bekerja di sana selama tiga tahun, sejak 1997-2000. Tahun 2000, saya bergabung dengan Kementerian Luar Negeri dan menjadi Dubes Afsel untuk Republik Ceko.
Secara de facto dia memang pasien saya. Tetapi dia merupakan sosok yang sederhana.
Apakah dia termasuk pasien yang patuh terhadap perintah dokter?
Tentu saja. Dia bahkan mewajibkan kami untuk mengingatkan dia mengkonsumsi obat. Dia tidak mengeluh dan mematuhi semua saran dokter.
Selain itu, saya juga pernah mengoperasi sopirnya lantaran mengalami kecelakaan. Sopirnya patah tulang, sehingga kami melakukan tindakan medis yang sesuai. Saat itu, Mandela meminta penjelasan mengenai tindakan medis yang kami ambil.
Lalu kami turun ke lantai bawah untuk menjemput Mandela dengan menggunakan lift dan meminta dia menggunakan kursi roda. Dia menolak duduk di kursi roda dan lebih memilih berjalan pelan-pelan dari dan ke mobilnya.
Tapi dia sosok yang sehat. Pada usia 70 tahun, dia menggunakan hak suaranya untuk kali pertama. Kami tidak pernah mengikuti pemilu sebelumnya saat itu. Tapi ketika kami mengikuti pemilu, Mandela terpilih sebagai Presiden kulit hitam pertama Afsel. Usia yang cukup senja untuk menjadi Presiden.
Mempersatukan Rakyat
Apa dampak yang dirasakan rakyat Afsel saat Mandela terpilih sebagai presiden pada 1994 untuk lima tahun berikut?
Dia berhasil menyatukan Afsel. Bendera nasional kami, yang memiliki banyak warna, turut mencerminkan tema Nelson Mandela. Lagu kebangsaan kami terdiri dari tiga bahasa, yaitu dua bahasa Afrika dan Inggris.
Mandela bersikeras, ketiga bahasa itu harus dimasukkan ke dalam lagu dan dinyanyikan bersamaan. Dia pernah mengunjungi selnya di bulan Mei, dia bertemu dengan istri yang mencetuskan politik apartheid. Mandela juga pernah makan siang bersama hakim ketua, Percy Yutar, yang memberinya vonis bui selama puluhan tahun. Kejadian itu terjadi pada awal Pemerintahan Afsel.
Beberapa peristiwa tadi menjadi bukti nyata semangat perdamaian dan rekonsiliasi yang dibawa oleh Mandela. Dan berdasarkan pengalaman itu, kami akhirnya membentuk sebuah Komisi yang membidangi rekonsiliasi dan perdamaian (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi-TRC), sebagian besar dipimpin Uskup Desmond Tutu dan Alex Boraine.
[Komisi tersebut bernama Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. Dibentuk berdasarkan UU Rekonsiliasi dan Promosi Persatuan Nasional no 34 tahun 1995. Tugas komisi tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dialami saat rezim apartheid diberlakukan]
Apabila para jenderal, menteri-menteri pada era rezim apartheid bersedia memberi informasi, maka mereka berhak memperoleh amnesti. Namun, beberapa pihak tetap diproses hukum.
Itu juga merupakan sebuah pencapaian, karena para pelaku politik apartheid yang telah menyebabkan penderitaan kaum kulit hitam, apabila mereka mengakui tindakan tersebut, maka mereka akan diberikan amnesti. Mereka juga tidak akan dieksekusi. Namun, ada beberapa figur yang kasusnya tetap diproses, karena tindakan mereka merupakan pelanggaran HAM berat.
Jadi Mandela tidak menggunakan posisinya sebagai Presiden Afsel untuk membalas dendam kepada orang-orang yang membuatnya menderita?
Sama sekali tidak pernah. Balas dendam bukanlah gayanya. Dia sama sekali tidak pernah menyarankan hal itu. Olah raga yang dilakukan warga Afrika Selatan, menunjukkan makna perdamaian kepada dunia, seperti rugby, cricket. Tapi tidak ada yang ingin mempraktikkan cricket. Sayangnya, hanya sepak bola yang efektif dipraktikkan.
Dulu semangat persaudaraan di bidang olah raga, tidak dapat dimainkan di luar. Tim yang mempraktikkan olah raga di dalam Afrika Selatan disebut "tim pemberontak" dan dikucilkan.
Di Jamaika, ada beberapa orang yang berkunjung ke Afsel ketika politik apartheid masih diberlakukan. Mereka melanggar aturan yang ditetapkan oleh pemerintah mereka sendiri dengan bermain di Afsel.
Ketika tim itu kembali ke Jamaica, pemerintahnya lantas memberikan status tidak diakui atau incognito. Beberapa di antara mereka yang telah tiada, tidak diakui keberadaannya. Beberapa memang masih ada yang hidup, tetapi harus menanggung buah penderitaannya akibat menentang pemerintah dengan datang ke Afsel.
Lalu ketika Nelson Mandela menjadi Presiden, semua negara pelan-pelan mulai menerima kehadiran Afsel. Mereka mendukung olahraga keluarga seperti cricket, sepak bola, tenis, golf dan olah raga lainnya. Sejak saat itu, Afsel yang semula dianggap negeri parah yang dianggap bertentangan dengan norma-norma internasional, bergeser menjadi sahabat bagi semua negara.
Anda sebelumnya menyinggung soal sepak bola. Apakah olah raga ini kerap dimainkan sehari-hari oleh warga Afsel? Mengingat Afsel pernah menjadi negara tuan rumah Piala Dunia tahun 2010 lalu.
Itu semua juga berkat Nelson Mandela. Sepak bola juga merupakan olah raga segregasi seperti hal lainnya. Kaum kulit putih cenderung memilih bermain rugby dan tenis. Kedua olah raga itu menjadi favorit bagi kaum kulit putih. Jenis olah raga itu pula yang kerap memperoleh sponsor dari institusi seperti perbankan, apabila diadakan pertandingan.
Intinya, apabila ingin olah raganya didanai, maka harus digemari oleh kaum kulit putih. Mereka masih mendiskriminasikan kaum kulit hitam. Saat itu, kaum kulit hitam tidak memainkan rugby sesering kaum kulit putih. Berbeda dengan rugby, sepak bola menjadi olah raga pilihan kaum kulit hitam. Dulu, memang pernah ada beberapa kaum kulit putih yang bergabung dengan tim nasional. Tapi kini tidak lagi.
Selain itu keberhasilan Afsel menjadi tuan rumah Piala Dunia sesuai dengan amanat FIFA, merupakan pengakuan terhadap kebesaran Mandela. Kami bangga bisa memperoleh kepercayaan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.
Setelah Nelson Mandela tiada, apa yang kini menjadi perhatian Afsel?
Kami akan meneruskan warisan yang ditinggalkan Presiden Nelson Mandela. Presiden kami, Jacob Zuma dan anggota Kongres Nasional Afrika (ANC) sepakat mengenai hal itu. Kami akan terus memerangi kemiskinan, membantu warga mengakses listrik, air bersih dan membangun sarana infrastruktur yang baik. Program infrastruktur merupakan salah satu prioritas Presiden Zuma dan telah masuk agenda nasional.
Setiap Presiden yang menjabat dan masuk ke ANC selalu menghormati Mandela dan kontribusi yang telah diberikan kepada Afsel. Sehingga saya pikir warisan itu akan tetap hidup.
Namun, saya tidak dapat memprediksi setelah dia berpulang, apakah akan ada partai politik baru atau tidak. ANC sejauh ini masih menjadi parpol tertua di Afsel dan di dunia, karena dibentuk tahun 1912. Kami juga telah merayakan seratus tahun gerakan ANC tahun 2012 lalu.
Sehingga saya rasa idealnya yakni meneruskan warisan yang ditinggalkan Nelson Mandela.
Hubungan Indonesia
Anda sebelumnya pernah mengatakan Nelson Mandela telah berkunjung ke Indonesia sebanyak empat kali, 1990, 1994, 1997 dan 2004. Apakah ada momen yang berkesan dari Mandela ketika mengunjungi Indonesia?
Ada sesuatu berbeda yang dia rasakan ketika berkunjung ke Indonesia. Saat menyambangi Indonesia untuk kali pertama dan bertemu mantan Presiden Soeharto, Mandela belum menjadi Presiden. Salah satu agenda kunjungan Mandela saat itu untuk meminta dana dan dukungan bagi Kongres Nasional Afrika (ANC).
Indonesia diketahui kerap mendukung perjuangan ANC dan kaum kulit hitam Afsel. Saya ingat ada beberapa negara di kawasan Asia yang sempat mendikriminasikan Afsel, kendati banyak penduduk Asia yang bermukim di Afsel. Padahal tokoh besar dari India, Mahatma Gandhi, sebelumnya juga pernah tinggal di Afsel.
Permohonan dukungan dari Mandela itu untuk meningkatkan kedekatan hubungan kedua bangsa. Selain itu, Indonesia turut memberikan dukungan nyata berupa dana bagi Afsel, yang saat itu tengah bersiap menggelar pemilu bebas pertama pada 1994. Hal itu untuk mengimbangi kekuasaan kaum kulit putih yang kaya dana, sehingga dapat mempengaruhi situasi menjadi sebaliknya.
Maka, Presiden Soeharto membantu Mandela dan mereka berdua mulai menjadi teman baik. Saat berkunjung ke Indonesia di tahun 1997, Mandela juga pernah bertemu dengan pejuang Timor Leste, Xanana Gusmao. Dia turut berbicara kepada Soeharto soal pembebasan Xanana.
Publik kerap bertanya kepada saya, pasti ada sesuatu yang istimewa yang dirasakan Mandela ketika berkunjung ke Indonesia. Anda tahu, Mandela merupakan sosok yang, bahkan ketika tak lagi menjabat sebagai Presiden, masih kerap mengenakan batik.
Tentu saja itu mencerminkan sesuatu, bukan? Apabila Mandela selalu mengenakan batik setiap hari, itu menggambarkan perasaan emosinya, pemikirannya, kesan khusus terhadap negara tersebut. Tak dapat disangkal lagi bahwa Nelson Mandela mencintai Indonesia dan rakyatnya.
Fakta bahwa dia kerap mengenakan kain yang menjadi warisan dunia versi UNESCO dan membawa itu ke dunia, tentu tidak lepas dari peran Nelson Mandela. Pagi ini saya melihat sebuah karikatur di media cetak yang pernah diterbitkan tahun lalu. Dalam karikatur itu digambarkan seseorang meminta tolong kepada Mandela agar berbicara kepada Presiden Indonesia supaya dia mengenakan kemeja batik setiap hari.
Whitney Houston dalam kenangan
Apakah kegemaran memakai batik merupakan kenangan terbesar Mandela bagi Indonesia?
Ya, karena batik di Afsel dikenal dengan sebutan "Madiba Shirt." [Madiba merupakan nama panggilan tradisional bagi Mandela].
Bagaimana Mandela bisa "jatuh cinta" terhadap batik?
Saya tidak begitu tahu detail awal mengenai kisah perkenalan Mandela dengan batik. Tetapi saya pernah bertemu dengan seseorang. Dia kenal dengan desainer yang kala itu menghadiahkan batik kepada Mandela sebagai cinderamata. Karena batik yang dikenakan oleh Mandela tidak dibuat di Afsel. Itu semua dibuat di Indonesia.
Bahkan, beberapa bulan sebelum Mandela meninggal, sekretaris pribadinya memesan sekitar tiga atau empat stel kemeja batik dari Indonesia. Namun saya tidak tahu untuk apa.
Anda tahu ketika gerakan-gerakan Pembebasan Afrika masih berlangsung beberapa waktu yang lalu, para pemimpin mengidentifikasi dirinya dengan apa yang mereka kenakan.
Ada yang memilih mengenakan pakaian khas China seperti yang digunakan Mao Zedong. Ada juga kala ketika publik ramai-ramai mengenakan topi khas Lenin dan ada juga momen saat publik ramai memakai pakaian khas orang India.
Oleh sebab itu, beberapa pemimpin negara tertentu ada yang mengidentifikasikan dirinya dengan baju tertentu dan mengatakan saya sangat menyukainya. Pemimpin lainnya mengenakan kemeja lengkap dengan jas dan bergaya elegan.
Batik merupakan bahan yang bagus, sangat lembut. Saya pun juga menyukai batik dan dapat membayangkan Presiden Mandela ketika menyatakan bahwa dia suka kain tersebut. Dia mengatakan, "Biarkan saya memilikinya," namun tanpa mengubah hak intelektual bahwa sejak awal itu buatan Indonesia.
Para warga Afsel ramai-ramai menyebut kemeja yang dikenakan Mandela sebagai "Madiba Shirt," padahal istilah itu bukan datang dari Mandela. Dia tidak pernah menyebut bahwa kemeja batik yang dikenakannya sebagai "Madiba Shirt". Dia menghormati bahwa batik memang kemeja khas asal Indonesia.
Jadi, menurut saya, dia mencintai Indonesia tanpa alasan tertentu. Seperti saya pribadi yang menyukai batik, tidak perlu alasan khusus untuk menyukai itu. Itu terjadi begitu saja, karena batik merupakan kain yang bagus.
Sebelum cinta batik, pakaian jenis apa yang selalu Mandela kenakan saat tampil di depan publik?
Sebelumnya Presiden Mandela mengenakan kemeja dan dasi. Pakaian yang dia kenakan saat negosiasi di Kodesa dan, ketika dilantik sebagai Presiden, dia mengenakan kemeja. Ketika dia telah mengenal batik pun, ada beberapa saat dia mengenakan kemeja lengkap dengan jas dan pakaian lain. Namun, sebagian besar pakaian yang dia kenakan memang batik.
Kabarnya, mendiang Presiden RI Soekarno salah satu yang dikagumi Mandela. Ketika Mandela terakhir berkunjung tahun 2004 lalu, dia sedikit kecewa karena tidak dapat melihat foto Soekarno. Betulkan demikian?
Iya, itu terjadi di sebuah museum di Bandung.
Apakah keduanya memang berteman akrab?
Saya tidak yakin apakah Mandela telah mengenal Soekarno saat masih di penjara? Tapi saya tahu, mantan Presiden Megawati Soekarnoputri pernah berkunjung ke Afsel. Saat itu, mantan Ketua MPR, almarhum Taufik Kiemas turut mendampingi.
Hubungan mantan Presiden Megawati dan Mandela bisa terlihat di foto yang terpajang di Gedung Kedutaan. Pengganti Taufik Kiemas sebagai Ketua MPR pernah berbicara kepada saya dan membenarkan bahwa Mandela pernah berkunjung ke sebuah museum di Bandung. Saat itu, Mandela ingin melihat patung Soekarno. Sayangnya patung tersebut tidak ada.
Tetapi ketika mantan Presiden Megawati berkunjung ke Afsel, dia menginap di sebuah hotel [Presiden Megawati berkunjung ke Johannesburg tahun 2002 silam]. Jadi, Megawati ingin melakukan kunjungan resmi balasan kepada mantan Presiden Mandela.
Saat Mandela diinformasikan hal itu, dia menolak dikunjungi Presiden Megawati karena dia saat itu tidak lagi menjadi Presiden. Oleh sebab itu, Mandela yang justru berkunjungi ke hotel tempat Presiden Megawati menginap. Itulah sikap rendah hati yang ditunjukkan Mandela.
Kontribusi seperti apa yang ditinggalkan Mandela bagi rakyat Indonesia?
Ketika saya berkunjung ke mana pun di berbagai provinsi di Indonesia, mereka menyebut turut mendoakan Presiden Mandela saat dia masih dirawat di RS. 'Anda tahu, kami turut mendoakan Presiden Anda, karena kami juga mencintai dia. Dia pria yang sangat baik dan berjuang bagi kaum yang tertindas.'
Mereka juga mengatakan Mandela tidak hanya Presiden bagi warga Afsel tetapi juga saudara bagi mereka semua. Ke mana pun Anda pergi entah ke Inggris, Jepang atau Amerika Serikat (AS), nama Mandela selalu dihormati. Bukan karena dia menyerupai Tuhan atau disucikan.
Mandela mengakui dia turut memiliki banyak kelemahan. Namun, dia sosok yang rendah hati dan bersedia rekonsiliasi dengan semua musuh-musuhnya. Mandela tidak berniat maju periode kedua sebagai Presiden. Dia bisa saja terpilih kembali untuk menduduki jabatan itu, tetapi dia menolaknya.
Dia menolak kekuasaan. Mandela hanya ingin menjabat sebagai Presiden satu periode, tetapi yang dia lakukan sudah baik. Walaupun dia tak lagi menjabat sebagai Presiden, tetapi dia tetap sibuk dengan proyek pribadinya.
Warisan Mandela sangat besar dan tersebar di seluruh dunia. Generasi muda juga perlu meneladani sikap Mandela dalam membuat Afsel menjadi tempat yang lebih baik, dengan cara menghentikan aksi rasisme, disrkiminasi, xenophobia, dan tidak toleransi.
Jangan kedepankan sikap balas dendam, melainkan gunakan metode rekonsiliasi dan menyayangi. Itu pesan yang disebarkan Mandela di seluruh dunia. Anda akan terus saling berperang dan membunuh, namun pada akhirnya Anda harus duduk berdialog. Mengapa tidak mulai berdialog secepatnya.
Perdamaian dan rekonsiliasi diterapkan banyak negara saat ini di dunia, termasuk Irlandia dan Myanmar. Di kedua negara itu, banyak korban jatuh dari para pengunjuk rasa. Oleh sebab itu, Mandela mengatakan kepada Inggris supaya berbicara kepada orang-orang tersebut.
Awalnya mereka tidak menyukainya, namun kini mereka dapat mulai tinggal dengan tenang di sana. Upaya terakhir dari Nelson Mandela: tinggalkan peperangan. Bahkan ketika dia tak lagi menjadi Presiden, dia menyarankan agar Inggris dan AS tidak menginvasi Irak di tahun 2003 lalu dan dia sangat tidak senang dengan keputusan yang dibuat kedua pemimpin negara tersebut dan kini lihat apa yang terjadi di negara itu.
Dia merupakan sosok yang sangat mencintai perdamaian dan visioner. Warisan yang dia tinggalkan luas. Sebagai Dubes yang mewakili Afsel dan berhubungan dengan banyak perwakilan dengan negara lain harus mengetahui hal itu serta menunjukkan rasa hormat.
Warga Afsel juga sangat terbuka untuk dikunjungi, karena kami ingin tetap saling terhubung.
Apakah figur Nelson Mandela menjadi penentu dekatnya hubungan kedua negara? Selain dia, tidak adakah figur lain dari Afsel yang mampu melakukan hal serupa?
Hubungan Indonesia dengan Afsel sudah terjalin sejak lama, sejak kehadiran Syekh Yusuf ketika diasingkan ke Afsel sebagai seorang budak dan di Cape dia membuat sebuah koloni, karena dia akademisi Islam. Hubungan itu sudah dimulai sejak sekitar 300 tahun yang lalu antara Cape Town dengan Indonesia.
[Syekh Yusuf atau lebih tepatnya Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani merupakan pemuka agama Islam asal Gowa, Sulawesi Selatan. Dia menyebarkan agama Islam di Cape Town pada sekitar di abad ke-17. Kendati putra nusantara, namun tiap tahun tanggal kematiannya yaitu 3 Juli selalu dirayakan meriah di Afsel. Bahkan, Nelson Mandela yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden Afsel, menjulukinya sebagai salah seorang Putra Afrika terbaik]
Selalu ada momen-momen terbangunnya kesadaran di Asia. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Afsel saat itu yang masih dikuasai rezim apartheid. Bahkan hubungan itu baru dimiliki sekitar tahun 1994. Namun, Presiden Mandela selalu mengikuti perkembangan, bahkan saat masih dibui.
Sehingga para warga Asia, termasuk Mahatma Gandhi di India, Mao Zedong di China dan sosok pemimpin lainnya, tidak suka terhadap sistem kolonialisasi. Hubungan Indonesia dan Afsel sudah ada sejak lama. Namun, setelah Nelson Mandela hadir dan menghancurkan sistem apartheid, Afsel memiliki hubungan diplomatik dengan banyak negara.
Sementara saat masih memberlakukan rezim apartheid, hanya sedikit negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Afsel. Afsel sempat dikeluarkan dari negara persemakmuran, mereka bahkan mundur dari keanggotaan PBB. Saat Mandela muncul, dia memulihkan semua hubungan tersebut. Kini, kami memiliki 120 hubungan diplomatik dengan berbagi negara dunia.
Bagaimana Anda melihat hubungan bilateral Indonesia dan Afsel saat ini, khususnya hubungan antarwarga?
Hubungan bilateral kedua negara sangat baik. Telah terjadi kunjungan tingkat tinggi tahun lalu. Menteri Perdagangan dan Industri Afsel, Rob Davies tahun 2012 berkunjung ke Indonesia dan mengadakan pertemuan komite bersama perdagangan. Sementara Gita Wirjawan juga sudah pernah berkunjung ke Afsel tahun 2011 lalu.
Lalu ada kunjungan DPR Indonesia ke Afsel di tahun 2010 dan Jenderal Afsel. Selain itu juga ada pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Afsel.
Berapa banyak pelajar Afsel di Indonesia?
Saya kira ada sekitar 56 hingga 60 orang. Ada juga empat hingga lima pelajar yang tengah belajar seni di Yogkarta, Bandung atau Bali. Setelah setahun berada di Indonesia, mereka kembali ke Afsel.
Bagaimana dengan jumlah turis?
Para turis masih terus berdatangan. Kami mencatat banyak turis asal Indonesia yang berkunjung ke Afsel. Kami telah menggelar pertemuan dengan pihak biro perjalanan dan kami melihat data bahwa banyak warga Indonesia yang pergi ke Afsel. Kaum menengah dan kelas atas di Indonesia yang bepergian ke Afsel.
Negara kami juga memiliki kunjungan antar provinsi di kedua negara. Seperti penyelenggaraan konferensi tingkat Menteri WTO di Bali kemarin, merupakan delegasi terbesar, terdiri dari 34 delegasi. Sementara terkait pariwisata, kami masih harus bekerja keras mempromoaiskan Afsel ke Indonesia.
Namun, sekali lagi, kini kami masih dilanda krisis keuangan. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan. Tidak terlalu memiliki banyak dana untuk bepergian ke Benua Asia, termasuk ke Indonesia. Tapi saya masih melihat ada beberapa warga Afsel di Indonesia.
Akan ada lebih banyak lagi warga dari Afsel yang kemari. Walaupun lebih banyak yang pergi mengunjungi AS, Inggris, Prancis atau Dubai, namun kini perhatian ke Asia kian meningkat.
Selain batik, produk Indonesia lainnya yang dicintai begitu luas di Afsel mie instan. Apakah Anda bisa bercerita bagaimana mie instan dapat masuk ke Afsel?
Kami telah berkomunikasi dengan pihak PT Indofood Sukses Makmur dan mereka sangat bahagia mendengar terbukanya kemungkinan untuk meluaskan pasar hingga ke Afsel. Prosesnya masih terus berlanjut hingga saat ini.
Sudah adakah pabrik Indomie yang dibangun di Afsel?
Belum, tetapi mereka berencana membangunnya tapi tidak tahu seberapa cepat. Saya tahu bahwa pabrik serupa telah dibangun lebih dulu di Nigeria.
Kami juga turut menerima ucapan duka dari perwakilan PT Indofood, karena mereka hadir dalam misa penghormatan.
Bagaimana Pemerintah Afsel mengakomodir minat pengusaha Indonesia agar dapat berinvestasi di sana?
Sebagai fakta, kami banyak membeli produk Indonesia seperti karet, minyak kelapa sawit. Sementara Afsel menjual perlengkapan penambangan, pertahanan dan komoditas makanan ke Indonesia. Nilai perdagangan kami mencapai US$1,5-2 miliar. Sehingga potensi untuk berkembang masih tinggi.
Kami mendorong pengusaha asal Afsel datang ke Indonesia. Mereka memang pernah melontarkan keluhan mengenai regulasi untuk berusaha di sini masih sulit, infrastruktur yang belum mumpuni. Tingkat korupsi yang masih tinggi.
Sebagai perwakilan negara Afsel di Indonesia, kami tidak turut terlibat dalam bisnis. Kami lebih bersifat mempromosikan. Kadang ketika pengusaha asal Afsel berkunjung ke Indonesia, pihak Kedutaan tidak dikabari. Hal itu, lantaran para pengusaha ini telah memiliki kontak langsung dengan mitranya di Indonesia.
Kami tetap berkomunikasi dengan mereka, terkadang tanpa disengaja, mereka akan berbicara dengan kami.
Tetapi apakah Anda menyampaikan keluhan-keluhan para pengusaha ini kepada para pejabat berwenang di Indonesia?
Kami sudah berbicara dengan Pejabat di Indonesia, mengenai aturan proteksi atau aturan yang lebih ketat, tidak hanya membuat khawatir pengusaha asal Afsel tetapi juga semua orang. Mereka mengeluhkan hal itu.
Tetapi saya pikir di tiap negara, aturan proteksi pasti akan ada. Oleh sebab itu digelar konferensi WTO untuk menegosiasikan masalah ini. Sebagai perwakilan dari Kedubes, kami hanya membukakan pintu bagi kalangan pengusaha menuju Indonesia. Kami sudah melakukan hal itu.
Promosi mengenai Indonesia dan industri pariwisatanya juga telah kami lakukan. Kini, itu semua tergantung kepada kaum pengusaha di Afsel. Seperti pepatah: 'Anda dapat mengajak seekor kuda ke sungai, namun Anda tidak mungkin dapat memaksakan kuda tersebut untuk minum air di sungai tadi'.
Jadi, kalangan pengusaha datang ke Indonesia untuk melihat area sekeliling, lalu pergi dan tidak kembali. Seperti misalnya yang terjadi terhadap perusahaan Sasol Oil. Mereka seharusnya membuat kantor di Pulau Kalimantan, bahkan sebuah MoU telah ditandatangani di London tahun 2009 lalu. Tetapi karena beberapa alasan, tidak ada kejelasan dari perjanjian itu. Bisa saja untuk sementara waktu dihentikan. Mungkin mereka akan segera kembali di masa mendatang. Saya tidak tahu.
Apakah makam Syekh Yusuf di Cape Town masih kerap dikunjungi warga Afsel dan menjadi objek pariwisata favorit di sana?
Saya juga pernah menyambangi Makassar. Syekh Yusuf sangat diidolakan di sana dan mereka membawa tulangnya untuk dikuburkan di Gowa, Sulawesi Selatan. Saya juga pernah bertemu dengan suku Makassar.
Apakah sebagian penduduk di Cape Town, Afsel, juga bisa berbahasa Indonesia?
Beberapa orang mengatakan leluhur kami ada yang berasal dari Indonesia. Ada kesamaan pengucapan untuk beberapa kata baik dalam Bahasa Indonesia maupun Afrika, seperti kata "pisang". Tapi, hal itu kembali lagi karena kedua negara pernah memiliki kesamaan sejarah, yaitu dijajah oBelanda. Maka kami berbagi cukup banyak kesamaan.
Hal lain apa lagi mengenai Indonesia yang diketahui warga Afsel selain batik dan Indomie?
Mereka mengetahui Pulau Bali, mereka tahu Presiden Indonesia saat ini, SBY, mereka bahkan tahu keramahan orang Indonesia. Indonesia dan Afsel sama-sama menjadi anggota G20, Gerakan Non Blok, dan Dewan Keamanan PBB. Sehingga publik tahu bahwa Indonesia memang sejak lama telah mendukung Afsel dan sebaliknya.
Kerjasama pertukaran antar warga. Dubes Indonesia di Afsel, Sjahril Sabruddin, telah melakukan bekerja dengan sangat baik untuk mempromosikan Indonesia. Kami pun di sini melakukan bagian kami untuk mengenalkan Afsel kepada publik Indonesia.
Saya rasa publik sudah tahu betapa pentingnya Indonesia sebagai sebuah negara. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia, negara dengan sistem demokrasi terbesar ketiga dan semua orang merujuk kepada kestabilan di bidang politik dan ekonomi yang ada di sini.
Maka, Indonesia merupakan negara yang menarik sebagai tempat untuk berinvestasi. Ke depannya, para pengusaha Afsel mulai fokus kepada Indonesia.